Genosida Armenia (bahasa Armenia Հայոց Ցեղասպանութիւն Hayoc' c'ejaspanut'iwn; bahasa Turki Ermeni Soykırımı) merujuk kepada sebuah peristiwa sekitar Perang Dunia I (dari tahun 1915 - 1917) ketika menurut laporan beberapa pihak banyak orang Armenia dibantai oleh tentara Kerajaan Ottoman Turki.[1]
Turki sampai sekarang masih menyangkal adanya pembantaian atau
genosida. Namun mereka mengakui bahwa memang terjadi kematian secara
besar-besaran yang terjadi karena peperangan dan hal-hal yang
bersangkutan seperti wabah penyakit dan kelaparan. Namun hal ini tidak
terjadi secara sistematis.[2]
Namun sebagian besar ilmuwan dari negara Barat dan Rusia menyatakan bahwa sebuah genosida pernah terjadi dan hal ini dilaksanakan secara sistematis oleh kaum Turki Muda. Sampai saat ini ada 22 negara yang mengakui adanya genosida ini.
Daftar isi |
Selama berabad-abad, Armenia ditaklukkan oleh orang Yunani, Romawi, Persia, Bizantium, Mongol, Arab, Turki Ottoman, dan Rusia. Sejak abad ke-17Perang Dunia I, sebagian besar tanah orang Armenia dikuasai oleh orang Turki Ottoman, yang mengakibatkan orang Armenia menderita akibat diskriminasi, penganiayaan agama, pajak yang berat dan tindakan kekerasan[3], meski mereka merupakan salah satu suku bangsa minoritas terbesar di kerajaan Ottoman..[4] hingga masa
Akibat munculnya nasionalisme Armenia, orang Turki membantai beribu-ribu orang Armenia antara tahun 1894 hingga 1896. Akan tetapi pembantaian yang paling mengerikan terjadi pada bulan April 1915, saat berlangsungnya Perang Dunia I. Ketika itu orang Turki melakukan pembersihan etnis dengan menggiring orang-orang Armenia ke gurun pasir Suriah dan Mesopotamia.
Menurut perkiraan para sejarawan, antara 600.000 hingga 1,5 juta orang
Armenia dibunuh atau mati kelaparan dalam peristiwa ini. Pembantaian
terhadap orang Armenia konon merupakan genosida pertama pada abad ke-20
Hingga sekarang pemerintahan Turki tidak mau mengakui kejahatan
tersebut dengan menyatakan bahwa jumlah korban yang jatuh lebih kecil
dan mereka mati karena perang saudara bukan karena pembersihan etnis.
(Selama bertahun-tahun, kebanyakan negara Barat sendiri menghindari isu
ini demi menghormati Turki yang menjadi sekuler setelah pemerintahan Kemal Ataturk).
Pada kenyataannya, ditutup-tutupinya pembantaian ini sendiri — baik
oleh orang Turki maupun pemerintahan Barat — konon memberikan inspirasi
kepada Hitler untuk membantai orang Yahudi, meskipun hal ini masih menjadi kontroversi.
Sementara itu Uni Eropa menyatakan bahwa salah satu persyaratan bagi Turki untuk masuk ke Uni Eropa ialah dengan mengakuinya genosida ini.
Di sisi lain ada semakin banyak pakar dan ilmuwan Turki yang mengakui pernah adanya genosida ini. Mereka antara lain adalah Taner Akçam, Fatma Muge Gocek, dan Halil Berktay.